Makhluk-Makhluk yang Kembali ke Langit



Dalam banyak kesempatan Saya merasa bahwa Saya ini binatang. (halaman 130)

Butuh tiga kali waktu membaca biasa Saya untuk membaca dan mencoba sedikit mengerti dari buku terjemahan setebal 246 halaman karya Anis Mansour ini. Terus terang, tidak sekali pertanyaan-pertanyaan tentang betapa luar biasanya maha karya yang tampak oleh kita dan teriring dengan pertanyaan bagaimana bisa itu semua. Piramida, Kota Atlantis, Makhluk Asing, dan lain sebagainya.

Anis Monsour menjabarkan begitu banyak bukti ilmiah dalam buku ini. Tetapi sepertinya otak Saya tidak cukup mampu untuk memahami dan mencerna ini semua.

Dan barusan Saya sempat bertanya kepada seorang teman, dan menurut dia itu semua adalah perbuatan Jin. Hoo, entahlah.
Read more

The Compass



Kadang-kadang kita membuat keputusan seperti yang aku buat, bertindak sebagai Tuhan pada saat kita mungkin tidak perlu melakukannya. Kita menciptakan realitas dalam pikiran kita, menilai dari keyakinan dan perspektif kita. (Halaman 168)

Ada pelajaran yang begitu kuat buat Saya dari buku karangan Tammy Kling dan John Spencer Ellis ini. Hidup ini singkat! Sadarilah mimpi-mimpimu, tetapi terimalah juga kemusnahan impianmu yang tidak terwujud atau mimpi yang perlu kau ubah, untuk menjalani kehidupan yang baru dan menciptakan impian baru. Ada sebagian orang yang begitu melekat pada impian mereka yang sudah usang tanpa pernah sungguh-sungguh memikirkan apakah impian itu bermanfaat bagi mereka.

Tuhan punya rencana untuk kehidupan kita.
Read more

Klop



Jangan pakai itu, Cinta! Kamu tidak akan menjadi Kartini hanya dengan memakai konstum Kartini! Ayo, jadi diri kamu saja! Kartini itu konsep, bukan aksesori. (Kartini, Halaman 55)
Sekian judul narasi yang tersaji dalam buku setebal 233 halaman karya Putu Wijaya ini sangat menarik buat Saya. Membacanya membuat mata Saya berbinar. Salah satu di antaranya, adalah tulisan tentang Kartini, sanggul, kebaya dan segala aksesorisnya. Saya juga pernah menulis tentang ini (sila baca di sini).

Ada yang terlupakan oleh bangsa Indonesia. Saya yakin sekali ini bukan karena kita tidak tahu atau tidak mampu untuk mencari tahu. Saya kira ini hanya sedikit kemalasan. Lihatlah betapa belakangan ini begitu terasa seragamanya negeri ini.

Kita lupa, bahwa kita adalah manusia.
Read more